Skip to content

Universitas Pattimura kembali melahirkan 5 Guru Besar

UNPATTI,- Universitas Pattimura Kembali Melahirkan 5 Guru Besar dalam acara Pengukuhan Guru Besar yang dilaksanakan pada Senin 11/8 bertempat di Auditorium Universitas Pattimura.

Kegitan tersebut dilaksanakan mengacu pada Surat Keputusan Nomor : 3189/M/KPT.KP/2025 Tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Tinggi, Sains Dan Teknologi.

Adapun Kelima Profesor yang dikukuhkan dalam acara tersebut yaitu Prof. Dr. Ir. Beni Setha, M.Si, Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Teknologi Pasca Panen Hasil Perikanan, Prof. Dr. Frederika S. Pello, M.Si Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Produktivitas Peraiaran Prof. Dr. Anderson Leonardo Palinussa, S.Pd, M.Pd Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Pendidikan Matematika Dalam Bidang Pendidikan Matematika Realistik, Prof. Dr. Dientje Rumerung, M.S Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Ekonomi Pembangunan Kewilayahan, Prof. Dr.Maria Nindatu, M.Kes Guru Besar Dalam Ranting Ilmu/Kepakaran Parasitologi.

Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Universitas Pattimura memiliki 90 guru besar aktif dari total 116 guru besar yang pernah dihasilkan, termasuk yang telah pensiun maupun meninggal dunia. Jumlah tersebut terus bertambah seiring dengan lahirnya guru besar baru di berbagai bidang kepakaran. Para guru besar diminta untuk menunjukkan keahlian sesuai bidang masing-masing, sehingga kontribusinya dapat dirasakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan universitas. Rektor menegaskan bahwa kelima guru besar yang baru dikukuhkan diharuskan terus meningkatkan kualitas diri serta memberikan kontribusi aktif sesuai bidang kepakaran masing-masing, guna mendukung pengembangan institusi secara berkelanjutan.

Lebih lanjut disampaikan bahwa pada tahun ini Universitas Pattimura ditunjuk sebagai project lead dalam bidang sains kelautan, teknologi, dan inovasi di Eastern Indonesia University. Dalam proyek tersebut, Unpatti membawahi enam universitas, yaitu Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Universitas Khairun (Unkhair), Universitas Halu Oleo (UHO), dan Universitas Papua (Unipa). Proyek ini berfokus pada penelitian di bidang sains, teknologi, dan inovasi untuk pembangunan kelautan dan kemaritiman berkelanjutan di kawasan Indonesia Timur. Untuk kelanjutan proses tersebut, Unpatti akan mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi.

Rektor juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat pelaksanaan program strategis, melalui enam usulan proyek, yaitu pembangunan sports center, rumah sakit pendidikan, infrastruktur jalan dan jembatan, sistem penyediaan air minum, serta pembangunan rumah susun bagi mahasiswa dan dosen. Total anggaran yang diusulkan untuk proyek tersebut mencapai sekitar Rp808 miliar. Diharapkan pada tahun 2026 sebagian dari proyek tersebut dapat direalisasikan melalui percepatan program.

Diakhir sambutannya Rektor berharap Pengukuhan tersebut tidak hanya dimaknai sebagai pemberian gelar, tetapi juga sebagai tanggung jawab moral dan intelektual untuk terus mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan dan penelitian.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Beni Setha Setha menyoroti pentingnya teknologi biointervensi berbasis senyawa bioaktif daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) untuk mencegah keracunan histamin pada ikan keluarga Scombridae seperti tuna, tongkol, dan cakalang. Sementara itu,

Prof. Frederika S. Pello dalam bidang produktivitas perairan menegaskan bahwa produksi perikanan yang berkelanjutan sangat bergantung pada keberadaan fitoplankton sebagai produsen primer dalam ekosistem laut, di mana keragaman dan kelimpahan fitoplankton mencerminkan tingkat kekayaan hayati dan produktivitas suatu perairan.

Selanjutnya, Prof. Anderson Leonardo Palinussa pada bidang pendidikan matematika realistis atau Realistic Mathematics Education (RME) memaparkan bahwa pendekatan ini mampu meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa, khususnya di sekolah-sekolah pedesaan seperti di wilayah Maluku. Kemudian,

 Prof. Dientje Rumerung dalam bidang ekonomi pembangunan kewilayahan menyoroti bahwa revitalisasi ekonomi wilayah merupakan mesin pendorong utama peningkatan daya saing daerah. Upaya revitalisasi yang komprehensif, sebagaimana diilustrasikan dalam Model Diamond Porter, secara sistematik memperkuat fondasi daya saing yang pada akhirnya menjadi jaminan percepatan pertumbuhan ekonomi.

Adapun Prof. Maria Nindatu dalam bidang parasitologi menekankan pentingnya upaya eliminasi penyakit malaria di daerah kepulauan Maluku sebagai langkah menuju target bebas malaria pada tahun 2030.